Thursday, December 1, 2011

Naga Raksasa Dengan Panjang 2,5 Km

prosesi naga banda

Naga Banda memang diwujudkan dalam bentuk boneka naga raksasa. Namun ukuran Naga Banda yang kini kerap dilihat orang sejatinya masih jauh kecil dari ukuran seharusnya.
Penulis buku-buku agama Hindu, almarhum I Gusti Ketut Kaler dalam buku Ngaben: Mengapa Mayat dibakar? menjelaskan panjang patung seekor Naga Banda seharusnya 1.600 depa ( satu depa sama dengan satu rentangan tangan). Bila satu depa sama dengan 150 cm (rentangan tangan orang dewasa), maka Naga Banda ini panjangnya mencapai 2.400 meter atau hampir 2,5 km.
Bila memenuhi ketentuan itu, maka Naga Banda akan menjadi sangat panjang. Hal ini tentu akan cukup merepotkan dalam pelaksanaan upacaranya. Selain itu biaya yang dibutuhkan juga jauh lebih besar.
Karena itu, ukuran patung Naga Banda pun disiasati. Agar Naga Banda tidak terlalu panjang tetapi aturan juga tidak dilanggar, maka ukuran yang digunakan adalah depa anak-anak. Badan naga dibuat formalitas dengan tali sederhana saja.
“Hanya kepala dan bagian tertentu serta ujung ekornya saja dibuat seindah mungkin. Bagian badan di tengah-tengah digulung hingga antara kepala dan ekor tetap memenuhi estetika yang serasi dan seimbang,” jelas Kaler.
Naga Banda akan diletakan berdampingan dengan jenazah raja yang meninggal sejak menjelang sampai hari pebersihan . penempatan Naga Banda pun ada aturannya dan bersifat mutlak. Kepala Naga Banda manghadap kearah kelod-kauh(barat daya) seta ekornya di kaja-kangin(timur laut).
“Dengan posisi itu, sawa (jenazah) mendiang bagaikan diikat oleh Naga Banda,” kata Kaler.
Kaja-kangin merupakan ulu (hulu) yang menurut pengider-ider dikuasai sang Hyang Sambu, sementara kelod-kauh merupakan daeran teben(hilir) dengan dewata yang berkuasa, Sang Hyang Ludra.
Pada hari pebersihan, Naga Banda beserta Kajang, Bade dan perlengkapan pelebon lainnya di-plaspas dan di-uripkan (“dihidupkan”). Menjelang pemberangkatan ke tunon (tempat pembakaran), Naga Banda dipanah oleh Ida Pedanda yang muput karya (pemimpin upacara).
Anak panah diarahkan ke sepuluh penjuru-delapan arah mata angin dan arah atas dan bawah. Namun pemanahan Naga Banda ini biasanya hanya dilakukan secara simbolis.
Setelah selesai memanah Naga Banda, Ida Pedanda kemudia duduk disamping kiri Naga Banda. Didepannya sudah disiapkan peralatan puja. Kemudia Naga Banda dan Bade pun diarak perlahan-lahan menuju tempat pembakaran.
Selam perjalanan ke tempat pembakaran, sang pendeta menguncarkan puja yang disebut Puja Ananga Bayu Sutra sambil tangan kanannya memeluk bahu sang Naga Banda. Puja sang Wiku selesai bersamaan dengan tibanya Naga Banda di tempat pembakaran. Setelah semua proses dilalui, Naga Banda bersama bade pun di-pralina(bakar).

No comments:

Post a Comment